SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG)

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

(SKPG)

Apa SKPG itu?

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) adalah sistem informasi yang dapat digunakan sebagai alat bagi pemerintah daerah untuk mengetahui situasi pangan dan gizi masyarakat.

Apa tujuan SKPG ?

SKPG bertujuan untuk:

1. Mengetahui lokasi (kecamatan dan desa) yang mempunyai risiko rawan pangan dan gizi

2. Memantau keadaan pangan dan gizi secara berkesinambungan.

3. Merumuskan usulan tindakan jangka pendek dan jangka panjang.

Apa manfaat SKPG ?

1. Bagi Kepala Daerah:

Sebagai dasar menetapkan kebijakan penanggulangan masalah pangan dan gizi dalam:

1. Menentukan daerah prioritas.

2. Merumuskan tindakan pencegahan terhadap ancaman krisis pangan dan gizi.

3. Mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien.

4. Mengkoordinasikan program lintas sektor.

2. Bagi pengelola program:

1. Penetapan lokasi dan sasaran.

2. Menyusun kegiatan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sektor.

3. Proses pemantauan pelaksanaan.

4. Pelaksanakan kerjasama lintas sektor.

5. Mengevaluasi pelaksanaan program.

3. Bagi masyarakat

a. Kemungkinan kejadian krisis pangan di masyarakat dapat dicegah.

b. Ketahanan pangan ditingkat rumah tangga meningkat.

c. Melindungi golongan rawan dari keadaan yang dapat memperburuk status gizi.

Apa keluaran SKPG ?

Keluaran SKPG disuatu Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya Peta kecamatan daerah rawan pangan dan gizi.

2. Adanya ramalan produksi dan ketersediaan makanan pokok.

3. Diketahuinya perkembangan pola konsumsi dan status gizi.

4. Adanya rumusan kebijakan bidang pangan dan gizi.

Apa indikator SKPG ?

1. Produksi Pangan.

a. Luas Tanam (LT).

b. Luas Kerusakan (LK).

c. Luas Panen (LP)

2. Non Pangan, dikembangkan oleh daerah

3. Harga Pangan.

a. Harga Produsen.

b. Harga Konsumen.

4. Indikator Konsumsi Pangan.

Perubahan jenis, frekuensi, jumlah makanan pokok.

5. Indikator Status Gizi.

a. Prevalensi Gizi Kurang balita

b. Pertumbuhan Balita (SKDN).

c. Kasus Gizi Buruk dari pemantauan KLB gizi oleh TPG.

6. Indikator Keluarga Miskin

- Proporsi keluarga miskin

7. Indikator lokal dikembangkan sesuai dengan keadaan daerah

Bagaimana langkah-langkah SKPG di Kabupaten/Kota?

1. Mengumpulkan dan menyajikan data pangan dan gizi dari sektor terkait.

2. Menyiapkan analisis hasil kajian data untuk pemetaan, peramalan dan pemantauan pangan dan gizi.

3. Menyampaikan hasil analisis (informasi pangan dan gizi) pada setiap kesempatan pertemuan koordinasi.

Bagaimana pengor-ganisasian di daerah?

Di setiap Kabupaten/Kota perlu dibentuk Kelompok Kerja (POKJA) Kewaspadaan Pangan dan Gizi (KPG), melalui Surat Keputusan Bupati/Walikotamadya, ber-dasarkan Inmendagri Nomor 23 tahun 1998 tentang pembentukan Tim Pangan dan Gizi di Daerah Pokja KPG terdiri dari unsur-unsur kesehatan, pertanian, Bappeda, BKKBN, Sosial, Dolog, statistik dll yang dianggap perlu pengorganisasian (struktur organisasi, tugas dan mekanisme kerja) Pokja KPG disesuaikan dengan situasi setempat, mengacu pada Petunjuk Teknis SKPG di Kabupaten/ Kota.

Apa kewenangan daerah dalam pelak-sanaan SKPG ?

1. SKPG adalah salah satu system surveilens yang menjadi kewenangan pemerintah dan daerah dalam bidang kesehatan dan pertanian (UU No 22 tahun 1999 dan PP No 25 tahun 2000).

2. SKPG merupakan kegiatan yang wajib tetap dilaksanakan oleh Propinsi dan Kabupaten/Kota sebagai wilayah administrasi kesehatan (SE Menteri Kesehatan 27 Juli 2000 No.1107/Menkes/E/VII/2000).

3. Daerah berwenang menyesuaikan SKPG sesuai keadaan setempat.

Manajemen

MANAJEMEN


1. Pengertian Manajemen

Definisi manajemen yang banyak digunakan adalah “Manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan dan kerja sama orang lain”. Berikut ini adalah beberapa definisi manajemen menurut para ahli (Sutopo) :

a. George R. Terry

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan orang lain.

b. Harold Koontz dan Ceryill O’Donell

Manajemen adalah penyesuaian pekerjaan melalui orang lain.

c. John M. Pfifther

Manajemen berhubungan dengan pengerahan orang dan fungsi-fungsinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

d. Howard Ni Carlisle

Manajemen adalah proses pengintegrasian, pengkoordinasian dan atau pemanfaatan elemen-elemen suatu kelompok untuk mencapai tujuan secara efisien.

2. Fungsi-fungsi Manajemen

Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas khusus itulah yang biasa disebut sebagai fungsi manajemen. Menurut George R. Terry, fungsi-fungsi fundamental manajemen meliputi (George R. Terry, 2003 : 15) :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah suatu pemilihan yang berhubungan dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan waktu yang akan datang dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dengan penuh keyakinan untuk mencapai hasil dan perkiraan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dengan jalan :

1). Memperhitungkan semua sumber yang tersedia

2). Menentukan tujuan / sasaran

3). Menetapkan kebijakan (policy)

4). Menetapkan prosedur dan metode-metode yang tepat, logis dan sistematis untuk mendayagunakan semua energi dan kegiatan secara maksimal.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah menentukan, mengelompokkan dan pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan, penugasan orang-orang dalam kegiatan-kegiatan ini, dengan menempatkan faktor lingkungan fisik yang sesuai dan menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi, beberapa diantaranya yang penting adalah (Azrul Azwar) :

1). Mempunyai pendukung

2). Mempunyai tujuan

3). Mempunyai kegiatan

4). Mempunyai pembagian tugas

5). Mempunyai perangkat organisasi

6). Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang

7). Mempunyai kesinambungan, kegiatan, kesatuan perintah dan arah.

c. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan berhubungan dengan aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha ke arah pencapaian sasaran tertentu. Tindakan perencanaan serta pengorganisasisn belumlah akan memberikan hasil nyata sebelum kita melaksanakan aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengannnya. Problem yang lazim dihadapi oleh para manajer sebuah perusahaan, instansi, ataupun organisasi bentuk lain adalah:

1). Bagaimana cara mengusahakan agar anggota-anggota organisasi yang bersangkutan bekerja sama secara lebih efisien.

2). Bagaimana mereka mengembangkan skill dan kemampuan mereka.

3). Bagaimana mereka dapat menjadi wakil bagi organisasi yang bersangkutan.

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan untuk mengukur (menilai) hasil pekerjaan, dan menghindari penyimpangan-penyimpangan, jika perlu segera melakukan tindakan-tindakan kritik terhadap penyimpangan-penyimpangan tersebut. Pengawasan perlu dilaksanakan agar para pengikut dapat bekerja sama dengan baik ke arah pencapaian sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan umum organisasi.

Pengawasan berhubungan dengan persoalan-persoalan sebagai berikut :

1). Membandingkan kejadian-kejadian dengan rencana-rencana yang sebelumnya dibuat.

2). Mengadakan koreksi-koreksi yang perlu dilakukan apabila kejadian-kejadian dalam kenyataan ternyata menyimpang daripada rencana-rencana.

Untuk dapat melakukan serta mendapatkan hasil pengawasan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni (Azrul Azwar) :

1). Pengawasan harus bersifat khas

2). Pengawasan harus mampu melaporkan setiap penyimpangan

3). Pengwasan harus fleksibel dan berorientasi pada masa depan

4). Pengawsan harus mencerminkan keadaan organisasi

5). Pengawasan harus mudah dilaksanakan

6). Hasil pengawasan harus mudah dimengerti.

Kepemimpinan

Kepemimpinan


1. Pengertian Kepemimpinan

Batasan tentang kepemimpinan sangat bervariasi. Beberapa diantaranya adalah :

a. Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki oleh seseorang terhadap orang-orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (George R. Terry).

b. Kepemimpinan adalah perpaduan perilaku yang dimiliki oleh seseorang sehingga orang tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong orang lain dan dapat menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya (Ordway Tead).

c. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau kelompok orang atau mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan (Stogdill).

d. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu (Paul Hersoy, Ken Blanchhard).

Dari empat batasan ini jelaslah bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat-sifat dan perilaku yang dimilikinya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain guna berfikir, bersikap ataupun berbuat sesuai dengan yang diinginkan.

Dalam institusi kesehatan konsep kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari konsep kepemimpinan secara umum. Para peneliti biasanya mendefinisikan kepemimpinan sesuai dengan perspektif. Perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Setelah suatu tinjauan kembali yang menyeluruh mengenai kepustakaan tentang kepemimpinan. Kepemimpinan telah didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri-ciri individual, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan peran, tempatnya pada suatu posisi administrasi, serta persepsi oleh orang lain mengenai keabsahan dari pengaruh. (Azrul Azwar, 1998).

2. Tipe Kepemimpinan

Lima tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya ialah :

a. Tipe Otokratik

Dilihat dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otokratik cenderung mengadung nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Sesuatu tindakan akan dinilainya benar apabila tindakan itu mempermudah tercapainya tujuan dan semua tindakan yang menjadi penghalang akan dipandangnya sebagai sesuatu yang tidak baik dan dengan demikian akan disingkirkannya, apabila perlu dengan tindakan kekerasan.

b. Tipe yang Paternalistik

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistic tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan dawarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. Harapan itu pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin meraka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk.

c. Tipe yang Kharismatik

Tipe kepemimpinan kharismatik mempunyai karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara kongkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.

d. Tipe yang Laissez Faire

Seorang pemimpin yang laissez faire adalah pemimpin yang berkisar pada pandangannya bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dn seorang pimpinan tidak perlu terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional. Seorang pemimpin laissez faire cenderung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan dan digerakkan.

e. Tipe yang Demokratis

Pemimpin yang demokratis biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. Seorang pemimpin yang demokratis perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, saran dan bahkan kritikan orang lain, terutama para bawahannya. Bahkan seorang pemimpin yang demokratis tidak akan takut membiarkan para bawahannya berprakarsa. Karakteristik seorang pemimpin yang demokratis lainnya yang sangat positif adalah dengan cepat ia menunjukkan penghargaannya kepada para bawahannya yang berprestasi tinggi.

3 gaya kepemimpinan, yaitu :

a. Autokratis (Autocratic)

Kepemimpinan gaya otokratis, otoriter, atau diktator adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata.

Ciri kepemimpinan gaya otokratis antara lain adalah :

1). Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin

2). Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan

3). Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan

4). Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

5). Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan

6). Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.

7). Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif.

8). Lebih banyak kritik daripada pujian

9). Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat

10). Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman

11). Kaku dalam bersikap

12). Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.

Penerapan kepemimpinan gaya otoriter dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin produktifitas dapat naik. Akan tetapi disisi lain menimbulkan kerugian antara lain berupa suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut yakni timbulnya ketidakpuasan.

b. Demokratis (Democratic)

Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah.

Ciri kepemimpinan gaya demokratis antara lain adalah :

1). Wewenang pimpinan tidak mutlak

2). Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan

3). Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

4). Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun antara sesama bawahan.

5). Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan

6). Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat.

7). Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif.

8). Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar

9). Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling menghargai

10). Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan.

Penerapan kepemimpinan gaya demokratis dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa keputusan serta tindakan yang lebih obyektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedang kelemahan gaya ini antara lain keputusan serta tindakan kadang-kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan terbaik.

c. Kebebasan (Laissez-faire)

Kepemimpinan gaya kebebasan atau gaya liberal adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini peranan pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan. Setiap orang dapat melakukan kegiatan masing-masing sesuai dengan kehendak masing-masing pula.

Ciri kepemimpinan gaya liberal antara lain adalah :

1). Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan

2). Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

3). Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

4). Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya

5). Prakarsa selalu datang dari bawahan

6). Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

7). Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok

8). Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang-perorang.

Penerapan pemimpin gaya liberal dapat mendatangkan keuntungan antara lain para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Tetapi kepemimpinan jenis ini membawa kerugian bagi organisasi antara lain berupa kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing-masing.

Tidaklah mudah menentukan macam gaya kepemimpinan yang terbaik, karena gaya kepemimpinan tersebut tergantung dari situasi dan kondisi yang dihadapi. Lester R. Bitel menyebutkan bahwa semua gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan karena itu dapat mendatangkan keuntungan atau kerugian tergantung dari penggunaannya yang tepat atau tidak.

Untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, banyak pendapat yang pernah dikemukakan. Situasi dan kondisi yang dimaksud dibedakan atas 3 unsur utama yakni (Azrul Azwar) :

a). Hubungan pemimpin dan bawahan

Dalam menerapkan gaya kepemimpinan, harus dikaji dahulu hubungan antara pemimpin dengan bawahan. Apabila hubungan tersebut baik atau tidak. Apakah bawahan percaya serta loyal kepada pemimpin.

b). Struktur Tugas

Setelah itu dilanjutkan dengan mengkaji struktur tugas yang ada dalam organisasi yang meliputi jenis dan pembagian tugas antar karyawan. Apakah pengaturannya telah baik atau tidak serta apakah tugas tersebut cukup dijelaskan atau tidak.

c). Derajat kekuasaan yang dimiliki pimpinan

Langkah selanjutnya yang dilakukan ialah mengkaji derajat kekuasaan yang dimilki pimpinan, sampai seberapa jauh wewenang yang dimiliki, serta sampai seberapa jauh pula wewenang tersebut didukung oleh peraturan dan berbagai ketentuan yang ada dan ataupun oleh pimpinan lain yang lebih tingg

2. Asas-Asas dan Fungsi Kepemimpinan

a. Asas-asas Kepemimpinan

1). Kemanusiaan ; mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, yaitu pembimbingan manusia oleh manusia untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu demi tujuan-tujuan masyarakat.

2). Efisien ; efisien teknis maupun sosial berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber, materi dan jumlah manusia atas prinsip penghematan, adanya nilai-nilai ekonomis serta asas-asas manajemen modern.

3). Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata menuju pada tata kehidupan yang lebih tinggi.

b. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.